Kualitas Bahasa Jurnalistik

Assalamu'alaikum wr wb

Hallo sobat, apa kabar?? Alhamdulillah kalo sehat mah.
Pada kesempatan kali ini saya akan merangkum materi tentang "Kualitas Paragraf Jurnalistik" yang terdapat dalam buku bahasa jurnalistik yang ditulis oleh dosen saya yaitu bapak Drs. AS Haris Sumadiria M.Si , oke langsung saja ini dia rangkumannya:

Didalam buku ini terdapat 9 kriteria kualitas paragraf jurnalistik, yang 6 kriterianya berasal dari seorang pakar bahasa dan 3 kriterianya lagi ditambahkan oleh penulis buku ini sesuai dengan perspektif bahasa jurnalistik.

Kriteria Kualitas Paragraf tersebut, yaitu:

1. Berpusat Pada Satu Hal saja
Paragraf jurnalistik yang baik hanya memusatkan bahasan pada satu hal atau satu ide saja. Seorang penulis atau jurnalis, ibarat sedang memotret, harus dapat mengambil objek bidikannya secara fokus. Dengan pemotretan yang terfokus dan sudut pengambilan yang tepat, maka gambar yang dihasilkan akan terlihat tajam, tegas, jelas berkarakter. Sebaliknya pemotretan yang tidak terfokus hanya akan menghasilkan gambar yang tidak tajam, buram, berkabut.

2. Relevan
Relevan artinya berkaitan atau sesuai dengan pokok bahasan. Tidak menyimpang dari topik. Paragraf yang baik harus mencerminkan keseluruhan isi paparan karya jurnalistik yang disusun dan disajikan oleh penulis atau jurnalis (sumadiria, 2004:31)

3. Menyatu dan Padu
Paragraf jurnalistik harus memenuhi prinsip kesatuan (unity) dan prinsip pertautan (coherence). Prinsip kesatuan mencakup tiga unsur: sifat, isi, tujuan. Artinya masalah apa pun yang kita kupas dalam karya jurnalistik tidak boleh keluar dari koridor ini. Kesatuan menekankan seluruh uraian berada dalam satu kesatuan dilihat dari sifatnya, isinya, dan tujuannya. Sedangkan prinsip pertautan menunjukan tentang keharusan pesan yang kita uraikan mengalir lancar dari kalimat yang satu ke kalimat yang lain. Dari paragraf satu ke paragraf paragraf yang lain (sumadiria, 2005:60)

4. Jelas dan sempurna
Kalimat utana yang terdapat dalam paragraf jurnalistik harus dikembangkan dan diperinci dengan jelas dan sempurna. Tidak boleh terjadi kalimat-kalimat yang ada dalam satu paragraf menunjukan adanya pertentangan dengan kalimat utama atau bahkan menegasikannya. Menegasikan berarti menghilangkan eksistensi sekaligus melenyapkan makna kalimat utama. Bila ini yang terjadi, maka paragraf demikian disebut paragraf kacau.

5. Harus Bervariasi
Paragraf jurnalistik harus variatif. Ini syarat mutlak. Tak bisa ditawar-tawar lagi. Variasi pada paragraf jurnalistik terletak pada pilihan kata atau diksi, penempatan frasa atau klausa, penempatan panjang-pendeknya kalimat atau paragraf, penentuan kalimat efektif, dan tentu saja pemilihan gaya bahasa. Dengan sentuhan variasi bahasa disana-sini secara terukur, maka setiap karya jurnalistik akan tampil memikat dan memuaskan khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Jadi jauh sekali dari kesan monoton serta menjemukan.

6. Benar dan Baik
Bahasa jurnalistik merujuk sekaligus tunduk kepada kaidah bahasa baku. Pertama, bahasa jurnalistik harus benar menurut kaidah tata bahasa. Kedua, bahasa jurnalistik juga harus baik menurut pertimbangan situasi dan kondisi sosiologis, psikologis, dan etis. Pemakaian bahasa, pertama-tama harus benar dulu menurut kaidah atau hukum bahasa. Setelah benar, barulah bahasa itu harus baik menurut pertimbangan-pertimbangan tertentu. Bahasa yang benar, sifatnya objektif. Sedangkan bahasa yang baik, sifatnya subjektif.

7. Singkat Padat
Singkat berarti hanya menggunakan kata-kata yang penting, terukur, fungsional, singkat dengan demikian bisa diartikan tidak boros kata-kata, seperlunya saja. Singkat juga berarti tidak menyebabkan khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa, kehilangan banyak waktu berharga untuk menyimak karya jurnalistik kita. Sedangkan padat berarti sarat informasi. Tidak setiap paragraf singkat mengandung banyak informasi. Sebaliknya tidak setiap paragraf yang mengandung banyak informasi tersajikan dalam paragraf yang mengandung banyak informasi tersajikan dalam paragraf-paragraf singkat.

8. Logis dan Sistematis
Logis berarti sesuai dengan atau dapat diterima menurut pertimbangan akal sehat (common sense). Logis kata-katanya, logis frasa dan klausanya, logis kalimat-kalimatnya. Kelogisan itu juga tersaji secara sistematis. Sistematis berarti deretan kata dan kalimat yang terdapat dalam setiap paragtaf jurnalistik, tertata dengan baik, runtut, bagaikan aliran air sungai dari hulu ke hilir.

9. Memiliki Krakter Khas
Setiap orang punya gaya, penampilan, dan karakter kepribadian masing-masing. Karakter itulah yang kemudian memberi identitas berbeda kepada setiap individu. Artinya identitas seseorang terbentuk karena sosok penampilan dan kepribadiannya. Begitu pula dengan karya-karya jurnalistik, harus memiliki karakter tertentu.

Sumber : buku bahasa jurnalistik
Penulis buku : Drs. AS Haris Sumadiria M.Si

0 Response to "Kualitas Bahasa Jurnalistik"

Posting Komentar